Etika
Islam Dalam Menghargai Karya Orang Lain
Oleh:
Hadia Fitriana
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
“Bekerja
mencari rezeki yang halal itu wajib bagi setiap muslim.”
(H.R.Tabrani)
Sebelumnya,
kata karya berasal dari bahasa Sansekerta, yang persamaan katanya adalah kerja,
usaha, dan ikhtiar.Sedangkan,mengargai karya orang lain merupakan salah satu
upaya membina keserasian dan kerukunan hidup antar manusia agar terwujud
kehidupan masyarakat yang saling menghormati dan menghargai sesuai dengan
harkat dan derajat seseorang sebagai manusia.Oleh karena itu, setiap Muslim
atau Muslimah hendaknya berkarya atau bekerja sesuai dengan etika islam, yaitu:
- Melandasi setiap kegitan kerja dengan niat semata-mata ikhlas karena Allah untuk memperoleh rida-Nya. Pekerjaan yang halal bila dilandasi dengan niat ikhlas karena Allah SWT, tentu akan memperoleh pahala ibadah.
Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT tidak akan menerima amalan
melainkan amalan yang ikhlas untuik memperoleh keridaan-Nya.” (H.R.Ibnu
Majah)
- Mencintai pekerjaannya, karena pekerja yang mencintai pekerjaannya, biasanya akan melaksanakan kegiatan kerjanya dengan semangat, antusiasme tinggi, dan suka hati sehingga akan meraih hasil kerja yang optimal.
- Mengawali setiap kegiatan kerja dengan ucapan basmalah. Rasulullah SAW bersabda, “ Setiap urusan yang baik (bermanfaat), yang tidak dimulai dengan ucapan basmalah (bismillahirrahmanirrahim) maka terputus berkahnya.” (H.R.Abdul Qahir dari Abu Hurairah)
- Melaksanakan setiap kegiatan kerja dengan cara yang halal. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah adalah zat yang baik, mencintai yang baik (halal) dan tidak memerima (sesuatu) kecuali yang baik dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mikmin sesuatu yang diperintahkan kepada para utusan-Nya.” (H.R.Muslim dan Tarmizi)
- Tidak melakukan kegiatan kerja yang bersifat mendurhakai Allah dan hukumnya haram. Misalnya,bekerja sebagai germo, pencatat riba (rentenir), dan pelayan bar. Rasulullah bersabda:
Artinya:
“Tidak ada ketaatan terhadap makhluk, untuk mendurhakai sang Pencipta.” (H.R. Ahmad bin Hanbal)
·
Tidak membebani diri, alat-alat produksi, dan hewan pekerja dengan
pekerjaan-pekerjaan di luar batas kemempuan.
·
Memiliki sifat-sifat terpuji, seperti jujur, dapat dipercaya, gemar tolong
menolong dalam kebaikan, dan profesional dalam kerjanya.
·
Bersabar apabila menghadapi hambatan-hambatan dalam kerjanya da bersyukur
apabila memperoleh keberhasila.
·
Menjaga keseimbangan antara kerja yang manfaatnya untuk kehidupan di dunia
dan ibadah/kerja yang manfaatnya untuk kehidupan di akhirat. Seseorang yang
sibuk bekerja sehingga meninggalkan salat lima waktu, tidak sesuai dengan etika
islam. Rasulullah SAW bersabda,
“ Bekerjalah untuk kepentingan duniawi seolah-olah kamu akan hidup
selama-lamanya, dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seakan-akan kamu
akan mati esok.” (H.R.Ibnu
Asakir)
Menurut
fitrahnya,setiap manusia akan merasa senang apabila hasil karyanya dihargai
orang lain.Menghargai karya orang lain termasuk perilaku terpuji yang harus
dilakukan, sedangkan sebaliknya, menghina, dan mencela merupakan perilaku buruk
yang harus dijauhi.Menghina dan mencela termasuk perilaku buruk, karena orang
yang hasil karyanya dihina dan dicela biasanya akanmerasa sakit hati.
Rsulullah SAW
menghargai, menyetujui dan mendorong umatnya untuk melakukan usaha-isaha agar
hasil karyanya yang bermanfaat itu menungkat ke arah yang lebih maju.
Adapun maksud dan tujuan dalam
menghargai karya orang lain yang dapat bermanfaat bagi setiap orang, yaitu:
- Menjalin hubungan tali kasih sayang (silaturahmi), khususnya antara yang memberi penghargaan dan yang diberi penghargaan. Rsulullah SAW bersabda, “ Setiap yang ingin rezekinya dilapangkan Allah, atau ingin usianya dipanjangkan, maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi.” (H.R. Muslim)
- Membuat senang atau gembira orang yang hasil karyanya dihargai. Rasulullah SAW bersabda kepada dua sahabatnya yang diutus ke negeri Yaman:
Artinya:
“Mudahkanlah (mereka penduduk Yaman) dan jangan kamu persulit,
gembirakanlah dan jangan kamu takut-takuti, serta rukunlah kamu berdua dan
jangan berselisih.” (H.R.
Bukhari)
- Mendorong orang yang hasil karyanya dihargai, agar mempertahankan dan meningkatkan kualitas hasil karyanya ke arah yang lebih baik. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang amal uahanya lebih baik dari kemarin, maka orang itu termasuk yang beruntung, dan jika amal usahanya sama dengan kemarin termasuk orang yang merugi, dan jika amal usahanya lebih buruk dari yang kemarin maka oarang itu termasuk yang tercela.” (H.R. Tabrani)
- Menjauhkan diri dari suka menghina dan mencela hasil karya orang lain, karena merupakan perilaku buruk yang akan mendatngkan kerugian.
Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata
bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
“Seorang mukmin itu bekanlah orang yang suka mencela (menista), mengkutuk,
berbuat keji, dan berlaku kasar (keji dan kotor kata-katanya).” (H.R. Turmuzi)
Meningkatkan taraf hidup merupakan dambaan
setiap orang dan juga merupakan fitrah umat manusia. Insya Allah seorang
manusia akan meningkat taraf hidupnya ke arah yang lebih tinggi apabils ia
berusaha dengan sungguh-sungguh. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum (kecuali)
bila mereka sendiri mengubah keadaanya.” (Q.S.Ar-Ra’du, 13:11)
Cara atau Sikap Menghargai Karya Orang Lain
Islam
sangat menganjurkahn umatnya agar saling menghargai satu sama lain. Sikap
menghargai terhadap orang lain tentu didasari oleh jiwa yang santun yang dapat menumbuhkan sikap menghargai orang di luar dirinya. Kemampuan
tersebut harus dilatih terlebih dahulu untuk mendidk jiwa manusia sehingga
mampu bersikap penyantun.Dengan demikian menghargai karya orang lain dapat
diwujudkan melalui beberapa cara, yaitu:
- Menghargai karya orang lain dengan sikap, misalnya bermanis mika mau bertegur saa bila berjumpa dengan orang yang berkarya.Dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat meratai manusia dengasn hartamu,
akan tetapi kamu dapat meratai mereka dengan bermanis muka dan akhlak yang
baik.” (Dikeluarkan oleh Abu Ya’li dab disahihkan oleh Hakim)
Namu pujian yang mengandung unsur
dusta, tidak sesuai dengan kenyataan yang sebernarnya, dan dengan maksud untuk
mencari muka, termasuk akhlak tercela yang tidak disukai oleh Rasulullah SAW.
Sebuah hadis Nabi SAW menebutkan, “Dari Abu Musa r.a. dia berkata, “ Nabi SAW
mendengar seorang laki-laki memiji oarang lain dan melebih-lebihkan dalam
memujinya (mengandung unsur dusta) maka Rasulullah SAW bersabda, ‘Telah kamu
hancurkan (telah kamu patahkan) punggung orang laki-laki itu.” (H.R.
Bukhari dan Muslim)
- Menghargai hasil karya orany lain melalui tulisan. Misalnya, seorang siswa/siswi SMA kelas 3, yang nilai ujian akhirnya paling tinggi dari seluruh siswa/siswi peserta ujian akhir di sekolah memperoleh piagam penghargaan yang ditandatangani oleh kepala sekolahnya.
- Menghargai hasil karya seseorang melalui pemberian suatu hadiah yang berharga. Misalnya, seorang karyawan perusahaan yang dinilai berdedikasi tinggi pada perusahaan dan sumbangan tenaga, pikiran dan keahliannya sanngat besar, memperoleh hadiah dariperusahaannya berupa tiket untuk pergi menunaikan ibadah haji. Pemberian hadiah kepada seseorang dengan maksud untuk menghormatinya dan menghargai prestasinya, merupakan suruhan Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
“Saling memberi hadiahlah sesama kamu, niscaya kamu semua akan saling
mencintai.” (H.R. Baihaqi)
- Menghargai hasil karya seseorang dengan perbuatan. Misalnya,
Mengucapkan selamat kepada orang yang
hasil kerjanya berprestasi disertai dengnan salilng berjabat tangan.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:“Saling berjabat tanganlah kamu karena hal itu akan menghilangkan rasa
dengki,” (H.R. Bukhari-Muslim)
Jika yang berkarya itu seorang
muslim/muslimah, penuhilah hak-haknya sebagai seorang yang beragama islam.
Hadis Nabi SAW menyebutkan:
“Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
Rasulullah SAW bersabda hak Muslim terhadap Muslim lainnya itu ada enam:
a. Apabila engkau bertemu
dengannya, berilah salam
b. Apabila engkau diundang,
penuhilah
c. Apabila engkau dimintai
nasihat, berilah nasiaht
d. Apabila dia bersin dengan
memuji Allah, doakanlah
e. Apabila dia sakit, jenguklah
f. Apabila dia mati, antarkanlah
jenazahnya ke kubur.
(H.R.Muslim)
6. Tidak boleh bersikap iri hati dan dengki kepada
orang yang hasil karyanya berprestasi.
Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
“Jauhilah
olehmu sifat dengki karena sesungguhnya sifat dengki itu dapat menghapus
kebaikan, sebagaimana api dapat memusnahkan kayu bakar.” (H.R. Daud dari
Abu Hurairah)
7. Dilarang mengambil hak atau keuntungan yang
mestinya diterima hanya oleh orang yang berkarya, sehingga orang yang berkarya
merasa atau mengalami kerugian. Misalnya, membajak buku hasil karya seorang
penulis.
Bahaya Mengabaikan atau Tidak Menghargai Karya
Orang Lain
·
Membahayakan Keimanan
Tidak menghargai karya orang lain
menunjukkan sikap mental yang tidak sehat. Sikap tersebut akan dapat membawa
kita pada sikap iri hati, dengki, hingga suuzan pada oarang lain. Hal ini tentu
saja berbahaya bagi keimanan kita kepa-Nya.
·
Membahayakan Akhlak
Seseorang yang terbelit olegh perasaan
tamak dan tidak perduli lagi dengan hasil karya orang lain akan terdorong untuk
kejahatan lainnya. Sikap tamak dan tiadanya rasa penghargaan pada hasil karya
orang lain berpotensi menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya
meskipun melanggar aturan agama.
·
Membahayakan Masyarakat
Apabila sikap tidak menghargai karya
orang lain dan sikap tamak bergabung menjadi satu, lalu dilanjutkan dengan
tindakan kejahatan untuk memperkaya diri, maka mulailah dampak pada masyarakat
terjadi. Kita dapat dengan jelas melihat hal ini dalam kejahatan pembajakan
hasl karya sebuah buku.
Hikmah Menghargai Karya Orang Lain
Menghargai
karya orang lain mengandung beberapa hikmah, antara lain:
1) Terjalinnya hubungan yang
harmonis dan terwujudnya ketentraman di lingkungan keluarga maupun masyarakat
2) Akan dihargai oleh orang lain
3) Menyenangkan orang lain
4) Memberi penghargaan kepada
orang lain, nilainya seperti sedekah, walaupun hanya dengan penghormatan berupa
senyuman.
5) Menjalin silahturahmi dengan
orang-orang yang berkarya.
Jadi,Perilaku menghargai karya orang
lain hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi suatu
kebiasaan.Kebiasaan menghargai
karya orang lain hendaknya dilaksanakan dalam
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan tempat bekerja di
kantor-kantor pemerintah ataupun perusahaan-perusahaan swasta, juga dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Jika kebiasaan menghargai
karya orang lain dilaksanakan dalam lingkungan-lingkungan pergaulan tersebut,
tentu akan mendatangkan manfaat yang banyak.
Dengan demikian, agar tercipta
kerjasama yang baik diantara sesama muslim dalam harga-menghargai, maka
kerjasama tersebut harus kita landasi dengan ikhlas,dengan niat ingin bersilaturahmi,ingin
membuat orang yang berkarya senang,menjauhkan
diri dari sikap dengki maupun iri terhadap karya orang lain, serta dilandasi
dengan semangat saling hormat-menghormati terhadap sesama.
Referensi
Syamsuri.H.Drs.2006.Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas
XI.Jakarta:Erlangga.
Anharrurrohman
Hakim.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam untuk SMA/MA Kelas XI.Solo:Fokus.
Syukran katsiiraan :)
BalasHapussyukron ya ukhti :)
BalasHapus